Selasa, 09 Juli 2013
Selasa, 11 Juni 2013
Modal Sosial
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
belakang
Modal sosial
atau social capital merupakan satu terminologi baru yang dikembangkan
oleh ahli-ahli sosial untuk memperkaya pemahaman kita tentang masyarakat dan
komunitas. Modal sosial adalah konsep yang muncul dari hasil interaksi di dalam
masyarakat dengan proses yang lama Modal sosial menjadi khasanah perdebatan
yang menarik bagi ahli-ahli sosial dan pembangunan khususnya awal tahun 1990-an.
B. Rumusan
Masalah
Berdasarkan uraiandi atas, maka yang
menjadi rumusan masalah adalah:
a. Pengertian
modal social
b. Hakikat
modal social
c. Jenis
modal social
d. Jaringan
Sosial (social networks)
e. Kepercayaan
(Trust)
C. Tujuan
penulisan
a. Memberikan
penjelasan tentang pengertian modal social
b. Memberikan
pemahaman tentang hakikat modal social
c. Memberikan
penjelasan tentang jenis modal social
d. Memberikan
penjelasan tentang apa itu jaringan social
e. Memberikan
penjelasan tentang kepercayaan dalam modal social
D. Metode
penulisan
Dalam penulisan
makalah ini, penulis menggunakan metode internet yaitu mengambil materi yang
berhubungan langsung dengan materi.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Modal social
Teori tentang modal
sosial ini pada awalnya dikembangkan oleh seorang sosiolog Perancis bernama Pierre Bourdieu, dan oleh seorang sosiolog
Amerika Serikat bernama James Coleman. Bourdieu menyatakan ada tiga macam
modal, yaitu modal uang, modal sosial, dan modal budaya, dan akan lebih efektif
digunakan jika diantara ketiganya ada interaksi sosial atau hubungan sosial.
Modal sosial dapat digunakan untuk segala kepentingan, namun tanpa ada sumber
daya fisik dan pengetahuan budaya yang dimiliki, maka akan sulit bagi individu-individu
untuk membangun sebuah hubungan sosial.
Hubungan sosial
hanya akan kuat jika ketiga unsur diatas eksis (Hasbullah, 2004:9). James
Coleman mengartikan modal sosial (social capital) sebagai struktur hubungan
antar individu-individu yang memungkinkan mereka menciptakan nilai-nilai baru.
Menurut Coleman, modal sosial lemah oleh proses-proses yang merusak kekerabatan,
seperti perceraian dan perpisahan, atau migrasi. Ketika keluarga meninggalkan
jaringan-jaringan kekerabatan mereka yang sudah ada, teman-teman dan kontak-kontak
yang lainnya, maka nilai dari modal sosial mereka akan jatuh (Field, 2005:140).
Fukuyama
merumuskan modal sosial dengan mengacu kepada “norma-norma informal yang
mendukung kerjasama antara individu dan kapabilitas yang muncul dari prevalensi
kepercayaan dalam suatu masyarakat atau di dalam bagian-bagian tertentu dari masyarakat.
Modal sosial dapat menfasilitasi ekspansi ekonomi ke tingkat yang lebih besar
bila didukung dengan radius kepercayaan yang meluas(Ahmadi, 2003: 6 ). Putnam merumuskan
modal sosial dengan mengacu pada ciri-ciri organisasi sosial, seperti jaringan,
norma-norma, dan kepercayaan yang menfasilitasi koordinasi kerjasama untuk sesuatu
yang manfaatnya bisa dirasakan secara bersama-sama (mutual benafit).modalsosial
dalam bentuk struktur masyarakat yang horizontal ( yang kemudian melahirkan asosiasi-asiosiasi
horisontal) berperan penting dalam mendukung kemajuan ekonomi.
Menurut Robert
Lawang, modal sosial menunjuk pada semua kekuatan kekuatan sosial komunitas
yang dikontruksikan oleh individu atau kelompok dengan mengacu pada struktur
sosial yang menurut penilaian mereka dapat mencapai tujuan individual dan/atau kelompok
secara efisien dan efektif dengan modal-modal lainnya (Lawang, 2004:24).
Konsep modal
sosial menawarkan betapa pentingnya suatu hubungan. Dengan membagun suatu
hubungan satu sama lain, dan memeliharanya agar terjalin terus, setiap individu
dapat bekerjasama untuk memperoleh hal-hal yang tercapai sebelumnya serta meminimalisasikan
kesulitan yang besar. Modal sosial menentukan bagaimana orang dapat bekerja
sama dengan mudah.
B. Hakikat
modal social
Hakikat modal
sosial adalah hubungan sosial yang terjalin dalam kehidupan sehari-hari warga
masyarakat. Hubungan sosial mencerminkan hasil interaksi social dalam waktu
yang relatif lama sehingga menghasilkan jaringan, pola kerjasama, pertukaran sosial,
saling percaya, termasuk nilai dan norma yang mendasari hubungan sosial
tersebut. (Ibrahim, 2006:110).
Pierre Bourdieu
(Dalam Field, 2005:16) menjelaskan bahwa pusat perhatian utamanya dalam modal
sosial adalah tentang pengertian “tataran sosial”. Menurutnya bahwa modal
sosial berhubungan dengan modal-modal lainnya, seperti modal ekonomi dan modal
budaya. Ketiga modal tersebut akan berfungsi efektif jika kesemuanya memiliki
hubungan. Modal sosial dapat digunakan untuk segala kepentingan dengan dukungan
sumberdaya fisik dan pengetahuan budaya yang dimiliki, begitu pula sebaliknya.dalam
konteks huibungan sosial, eksistensi dari ketiga modal (modal sosial, modal
ekonomi dan budaya) tersebut merupakan garansi dari kuatnya suatu ikatan hubungan
sosial.
Modal sosial
atau Social Capital merupakan sumber daya yang dipandang sebagai investasi
untuk mendapatkan sumber daya baru. Sumber daya yang digunakan untuk investasi,
disebut dengan modal. Modal sosial cukup luas dan kompleks. Modal social disini
tidak diartikan dengan materi, tetapi merupakan modal sosial yang terdapat pada
seseorang. Misalnya pada kelompok institusi keluarga, organisasi, dan semua hal
yang dapat mengarah pada kerjasama. Modal sosial lebih menekankan pada potensi
kelompok dan pola-pola hubungan antar individu dalam suatu kelompok dan antar
kelompok, dengan ruang perhatian pada kepercayaan, jaringan, norma dan nilai
yang lahir darianggota kelompok dan
menjadi norma kelompok.
C. Jenis
modal social
Pada masyarakat
dikenal beberapa jenis modal, yaitu modal budaya (cultural capital),
modal manusia (human capital), modal keuangan (financial capital) dan
modal fisik. Modal budaya lebih menekankan pada kemampuan yang dimiliki
seseorang, yang diperoleh dari lingkungan keluarga atau lingkungan sekitarnya.
Modal manusia lebih merujuk pada kemampuan, keahlian yang dimiliki individu.
Modal keuangan merupakan uang tunai yang dimiliki, tabungan pada bank,
investasi, fasilitas kredit dan lainya yang bisa dihitung dan memiliki nilai
nominal. Modal fisik dikaitkan dengan segala sesuatu yang berkaitan dengan
material atau fisik.
Modal sosial
akan dapat mendorong keempat modal diatas dapat digunakan lebihoptimal lagi.
Menurut Hasbullah, modal sosial adalah sumberdaya yang dapat dipandang sebagi
investasi untuk mendapatkan sumberdaya baru.. Di mana kebudayaan tersebut dapat
membantu masyarakat atau komunitas supaya bisa menumbuh kembangkan kehidupan
ekonomi masyarakat atau komunitas tersebut. Kemampuan komunitas mendayagunakan
modal sosial membuat penggunaan modal menjadi lebih efektif dan efisien
sehingga memungkinkan terciptanya sistem pengelolaan yang berkelanjutan.
Beberapa
defenisi yang diberikan para ahli tentang modal sosial yang secara garis besar
menunjukkan bahwa modal sosial merupakan unsur pelumas yang sangat menentukan
bagi terbangunnya kerjasama antar individu atau kelompok atau terbangunnya
suatu perilaku kerjasama kolektif.
Dalam modal
sosial selalu tidak terlepas pada tiga elemen pokok yang ada pada modal sosial
yang mencakup:
a) Kepercayaan/Trust
(kejujuran, kewajaran, sikap egaliter, toleransi, dan kemurahan hati);
b) Jaringan
Sosial/Social Networks (parisipasi, resiprositas, solidaritas,
kerjasama);
c) Norma/norms
(nilai-nilai bersama, norma dan sanksi, aturan-aturan)
Menurutnya ketiga elemen modal sosial di atas
berikut aspek-aspeknya pada hakikatnya adalah elemen-elemen yang ada atau
seharusnya ada dalam kehidupan sebuah kelompok sosial, apakah kelompok itu
bernama komunitas, masyarakat, suku bangsa, atau kategori lainnya ataudengan
kata lain elemen-elemen modal sosial tersebut merupakan pelumas yang melicinkan
berputarnya mesin struktur sosial.
D. Jaringan
Sosial (social networks)
Hubungan manusia
sangat berarti baginya sebagai individu. Dapat dikatakan bahwa kita, setidaknya
sebagian, diartikan melalui siapa yang kita kenal. Secara lebih luas,
ikatan-ikatan di antara manusia juga berperan sebagai dinding pembatas bagi
struktur-struktur sosial yang lebih luas. Ide sentral dari modal sosial adalah
bahwa jaringan-jaringan sosial merupakan suatu aset yang bernilai (Field,
2005:16)jaringan-jaringan menyediakan suatu basis bagi kohesi social karena
menyanggupkan orang untuk bekerjasama satu sama lain dan bukan hanya dengan
orang yang mereka kenal secara langsung agar saling menguntungkan.Jaringan lebih
mobel dari pada hirarki. Dalam alokasi sumber daya ala jaringan, transaksi
terjadi tidak melalui pertukaran yang terpisah atau restu administratif, tetapi
melalui jaringan-jaringan individu yang terlibat dalam aksiaksi timbal balik,
saling mengutamakan, dan saling mendukung. Jaringan dapat bersifat kompleks;
mereka tidak menerapkan kriteria pasar yang ekplisit, juga tidak memakai
paternalisme yang biasanya terdapat dalam hirarki.
Sebuah asumsi dasar
dari hubungan jaringan adalah bahwa satu pihak tergantung pada sumbersumber yang
dikontrol oleh pihak lain, dan bahwa ada keuntungan yang bisa diperoleh dari
penggabungan sumber daya. Intinya,
pihak-pihak dalam jaringan setuju untuk tidak mengejar kepentingan diri sendiri
dengan jalan merugikan yang lainnya. Powell ( dalam Hamilton, 1996:270)
Keterkaitan
jaringan dan kelompok merupakan aspek vital dari modal sosial. Jaringan sosial
terjadi berkat adanya keterkaitan antara individu dalam komunitas. Keterkaitan
terwujud di dalam beragam tipe kelompok pada tingkat lokal maupun tingkat lebih
tinggi. Jaringan hubungan sosial biasanya akan diwarnai oleh suatu tipologi
khas sejalan dengan karakteristik dan orientasi kelompok. Pada kelompok sosial
yang biasanya terbentuk secara tradisional atas dasar kesamaan garis keturunan (liniage),
pengalaman-pengalaman sosial turun temurun (repeatedsocial experiences), dan
kesamaan kepercayaan pada dimensi
Ketuhanan (religious belief) cenderung memiliki kohesifitas yang tinggi, tetapi rentang jaringan maupun trust
yang terbangun sangat sempit. Sebaliknya, pada kelompok yang dibangun atas
dasar kesamaan orientasi dan tujuan dengan ciri pengelolaan organisasi yang
lebih modern akan memiliki tingkat partisipasi anggota yang ebih baik dan
memiliki rentang jaringan yang lebih luas.
Pada dasarnya
modal sosial merupakan kerjasama yang dibangun dengan untuk mencapai tujuan.
Kerjasama yang terjalin tercipta ketika telah terjadinya hubungan interaksi
sosial sehingga menghasilkan jaringan kerjasama, pertukaran sosial, saling
percaya dan terbentuknya nilai dan norma dalam hubungan interaksi tersebut.
Dalam penelitian
yang dilakukan oleh Rakhmania (2003:58), pada etnis Cina di Jakarta maka
didapati institusi keluarga dan ikatan kekerabatan adalah modal sosial yang
menopang bisnis etnis Cina. Ikatan kekeluargaan menyediakan jaringan sosial di
kalangan etnis Cina, di mana jaringan sosial ini berdasarkan kepercayaan.
Melalui jaringan sosial tersebut bisnis mereka makin meningkat.
Dengan adanya
modal sosial pada etnis Cina terjadilah perkembangan bisnisbinis, di sini
terlihat bagaimana modal sosial dapat berfungsi dan bermanfaat bagi bisnis
etnis Cina bila mereka mampu mempergunakan modal sosial sebaikbaiknya.
E. Kepercayaan
(Trust)
Modal sosial; Trust
yang dijabarkan oleh Max Weber, dimana Weber melihat sekte babtis pada
agama kristen yang memperlihatkan kualitas moral dalam mengawali sebuah bisnis
serta untuk mendapatkan pinjaman modal.
Unsur-unsur modal
sosial yang dijabarkan oleh Max Weber yakni
1. Adanya
jaringan hubungan non ekonomi.
2. Adanya
fungsi jaringan sosial yang memungkinkan terjadinya perputaran informasi.
3. Informasi
dan kepercayaan digunakan untuk mendapatkan sumber daya ekonomi.
Seperti pernyataan Weber yang melihat bahwa
orang Protestan bekerja keras bukan untuk mencari keuntungan, melainkan
ingin meraih kedudukan di hadapan Tuhan. Dari pernyataan tersebut dapat
dilihat bahwa tindakan ekonomi seseorang sangat dipengaruhi oleh unsur
kepercayaan (religiusitas) yang dimiliki setiap masyarakat. Agama dalam hal ini berperan dalam menumbuhkan
sikap semangat untuk bekerja keras, hemat dan perduli terhadap sesamanya.
Apabila mereka mempercayai hal itu maka Tuhan akan memberikan jaminan pahala
dan surge bagi mereka.
Beberapa
peneliti mengungkapkan bahwa trust itu berasal dari sebuah jaringan
sebagai sumber penting tumbuh dan hilangnya trust. Dalam pandangan Francis
Fukuyama, trust adalah sikap saling mempercayai di masyarakat yang memungkinkan
masyarakat tersebut saling bersatu dengan yang lain dan memberikan
kontribusi pada peningkatan modal sosial. Fukuyama berpendapat bahwa
kepercayaan adalah pengharapan yang muncul dalam sebuah komunitas yang
berperilaku normal, jujur dan kooperatif berdasarkan norma-norma yang dimiliki
bersama.
Adanya jaminan tentang kejujuran dalam komunitas dapat memperkuat
rasa solidaritas dan sifat kooperatif dalam komunitas. Modal sosial;
kepercayaan dapat diperoleh melalui hubungan vertikal dan horizontal. Hubungan
vertikal dalam hal ini adalah bahwa pekerja migrant menciptakan hubungan sosial
yang baik dengan para pengusaha kecil konveksi di tempat mereka bekerja. Hal
ini dimaksudkan untuk menimbulkan rasa percaya diantara para pengusaha dan
pekerja sehingga menciptakan kerjasama yang baik dan saling menguntungkan
dikedua belah pihak hubungan yang kedua adalah bhorizontal yaitu hubungan
sosial dengan sesama pekerja migran dan masyarakat di sekitar mereka. Hubungan
yang baik diantara sesama pekerja migran dalam kelompoknya akan membangun rasa
solidaritas yang tinggi dan menimbulkan kepercayaan (trust).
Dari
hasil penelitian yang dilakukan oleh Lubis, yang menyoroti bagaimana bekerjanya
elemen modal sosial yakni kepercayaan dalam pengelolaan arisan, dia melihat
bahwa kepercayaan antar anggota dengan pengurus arisan merupakan perekat kuat
untuk terjalinnya kerjasama yang lebih baik.
Anggota
percaya kepada pengurus karena mereka jujur, bekerja sungguh-sungguh untuk kepentingan
anggota (bukan untuk kepentingan pribadi atau kelompok individu), dan menjaga
kepercayaan itu ketika ditunjuk sebagai pengurus dalam anggota.
Beberapa
dimensi Modal Sosial dikumpulkan datanya, salah satunya adalah perasaan saling
mempercayai dan rasa aman yakni:
o
Percaya meninggalkan rumah, untuk
berpergian ke luar kota, bahwa rumah yang ditinggalkan akan aman.
o
Percaya bahwa tetangga akan ikut
mengawasi keamanan rumah yang kita tinggalkan.
o
Percaya bahwa tetangga semuanya adalah
orang yang baik.
o
Perasaan aman berjalan sendiri di
jalanan setelah malam hari.
o
Persetujuan pada pendapat bahwa setiap
orang dapat dipercaya.
o
Reputasi aman di area tempat tinggal.
o
Perasaan percaya pada pemerintah.
o
Perasaan percaya pada anggota
legislatif.
o
Perasaan percaya pada pemimpin lokal.
o
Perasaan percaya pada tokoh agama yang
ada dalam komunitas dan yang berada di luar komunitas.
BAB III
KESIMPULAN
Hakikat
modal sosial adalah hubungan sosial yang terjalin dalam kehidupan sehari-hari warga
masyarakat. Hubungan sosial mencerminkan hasil interaksi social dalam waktu
yang relatif lama sehingga menghasilkan jaringan, pola kerjasama, pertukaran
sosial, saling percaya, termasuk nilai dan norma yang mendasari hubungan sosial
tersebut.
Pada
masyarakat dikenal beberapa jenis modal, yaitu modal budaya (cultural capital),
modal manusia (human capital), modal keuangan (financial capital) dan
modal fisik.
Sebuah
asumsi dasar dari hubungan jaringan adalah bahwa satu pihak tergantung pada
sumbersumber yang dikontrol oleh pihak lain, dan bahwa ada keuntungan yang bisa
diperoleh dari penggabungan sumber daya.
Beberapa
dimensi Modal Sosial dikumpulkan datanya, salah satunya adalah perasaan saling
mempercayai dan rasa aman yakni:
o
Percaya meninggalkan rumah, untuk
berpergian ke luar kota, bahwa rumah yang ditinggalkan akan aman.
o
Percaya bahwa tetangga akan ikut
mengawasi keamanan rumah yang kita tinggalkan.
o
Percaya bahwa tetangga semuanya adalah
orang yang baik.
o
Perasaan aman berjalan sendiri di
jalanan setelah malam hari.
o
Persetujuan pada pendapat bahwa setiap
orang dapat dipercaya.
o
Reputasi aman di area tempat tinggal.
o
Perasaan percaya pada pemerintah.
o
Perasaan percaya pada anggota
legislatif.
o
Perasaan percaya pada pemimpin lokal.
o
Perasaan percaya pada tokoh agama yang
ada dalam komunitas dan yang berada di luar komunitas.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim1.2011.Kepercayaan, Modal Sosial, Cegah Bencana. http://nasional
Kompas.com. Diakses pada tanggal 06 Mei 2011.
Ancok, Djamaludin. 2003. Modal
Sosial dan Kualitas Masyarakat.pdf. 29/12/2008. 11:42AM ,Di unduh 09 juni 2013
Cohen, D. & Prusak, L. 2001. In
Good Company, Boston: Harvard Business School Press, Di unduh 09 juni 2013
Coleman, J.S. 1988. Foundations
of Social Theory. Cambridge: Harvard University Press, Di unduh 09 juni
2013
Langganan:
Postingan (Atom)